Monday, December 31, 2018
"Bersama" kesulitan pasti ada kemudahan
Monday, November 12, 2018
Energi
Jangan buang energi hanya untuk mengkritik, mencela dan membanding-bandingkan. Energimu bukan untuk itu. Sehingga kita sering gagal fokus terhadap tujuan kita.
Inspirasi
Monday, October 29, 2018
Ujian
Saat semuanya sedang baik-baik aja. Tidak ada masalah, tidak ada gangguan. Overall it's oke. Ujianpun tidak aja kecuali ada ujian tengah semester satu minggu lagi.
Alhamdulillah, puji syukur atas semua nikmat Allah yang telah diberikan. Akupun tak berhenti berdoa, terutama di waktu-waktu doa yang mustajab.
Aku berdoa kepada Allah, "YaAllah, ampunilah dosa-dosaku, ampunilah segala kesalahan dan dosaku, semoga aku termasuk hamba yang pandai bersyukur dan memohon ampun, aamiin."
Tiba-tiba ujian tak dipredikis datang. Datang sangat cepat, cepat sekali lupa dan seakan-akan hilang ingatan disementara waktu.
Pagi, setelah beberes masjid, aku berangkat ngampus dengan penuh semangat, karena aku bersyukur setiap hari ada yang bisa aku lakukan, terutama melakukan hal yang bermanfaat.
Ditengah perjalanan rasanya kok kaya ngantuk, cape gitu. Kebiasaan kalo lagi nyetir motor pasti pikiran yang ngelantur kemana-mana. Yang tadinya mikir semangat dan penuh gairah, seketika ngantuk berat.
Nyampe kampus aku tidur sebentar sambil menunggu jam masuk kuliah, yaitu jam 7.
Bangun bangun cek handphone, notif grup kelas, ternyata dosen ngga masuk. Akhirnya lanjut aja tidur di sekre DKM kampus.
Bangun-bangun jam 10, ngecek kunci motor ngga ada. Dicari kemana mana ngga ada. Pusing nih, bahaya nih, gimana ini mau sholat dhuha jadi ngga tenang gini gara-gara kunci motor hilang.
Istighfar...
Ambil air wudhu, pergi kemasjid, lalu sholat 4 rokaat, dan berdoa, "yaAllah, ampunilah dosa-dosaku, mungkin ini adalah ujian yang dimana hamba harus terus sabar didalam keadaan baik-baik saja sekalipun. Ampuni yaAllah, ampuni hamba."
Aku berdoa karena aku langsung berprasangka terhadap diriku sendiri. Aku pasti banyak dosa sampe mendapatkan ujian yang mungkin agak berat bagiku. Walaupun motor hanyalah sebagian materi yang ngga akan ditinggal mati.
Aku hanya pasrah kepada Allah, aku serahkan semuanya ini kepada Allah. Aku yakin, Allah ngga akan jahat kepadaku, ngga akan menguji hambanya lebih dari kemampuanya. Akupun yakin, Allah maha Bijaksana, maha Perkasa, maha Adil, maha skenario yang baik.
Mungkin ini semata-mata hanya ingin aku berada di jalan-Nya. Yaitu terus sabar dalam menjalankan hidup.
Karena, nilai sabar adalah nilai yang harus manusia tanamkan agar bisa sampai kepada-Nya di akhirat nanti.
Ujian disini mengajarkan kita bahwa, dalam keadaan baik-baik sajapun kita pasti mendapatkan ujian.
Ujian ini bukan semata-mata kita sudah melewati beberapa ujian yang begitu banyak sehingga kita dianggap sudah sukses melewati ujian-ujian hidup. Tetapi ujian disini adalah ujian yang selalu datang terhadap hamba yang ingin selalu meningkatkan Iman dan Taqwa nya agar mendapatkan cinta dari sang maha Pencipta.
Aku bersyukur, aku mendapatkan ujian dari Allah, berarti Allah memperhatikan kehidupanku. Mungkin kehidupanku masih kurang sabar untuk menghadapi orang atau lingkungan.
Terimakasih yaAllah, apapun itu semoga menjadi keberkahan hidupku. Agar hidupku bisa selamat dunia dan akhirat, aamiinn.
Friday, October 26, 2018
Motivasi disela jam kuliah.
Untuk Anak dan Cucu
Thursday, October 25, 2018
Distraction
Diawali dengan rasa takut, cemas, dan khawatir yang luar biasa akan kegagalan. Lalu disambung dengan niat yang kuat untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada.
Berlanjut dengan tindakan-tindakan, namun tidak begitu konsisten. Ketidakkonsistenan ini diawali dengan distraction kecil yang menghambat fikiranku. Fikiran ini cukup sensitif ya, jadi ketika kita mikir sesuatu, kita akan sedikit gagal fokus terhadap tujuan kita. Sehingga itulah yang menjadi tidak konsisten terhadap tujuan hidup kita.
Oke, dilanjut dengan rasa takut dan cemas ini, yang ternyata setelah difikir lebih dalam lagi, cemas dan takut juga distraction kecil yang jauh lebih membahayakan fikiran. Setelah fikiran, merembet ke kondisi tubuh yang tidak stabil akibat detak jantung yang tidak beraturan. Ini akan menimbulkan kondisi tubuh kita tidak seimbang, bisa jadi terserang penyakit sakit kepala. Dikarenakan pemompaan darah dari jantung ke kepala (otak) tidak stabil akibat cemas dan takut.
Lalu berfikir lagi untuk gimana caranya menghilangkan distraction kecil ini agar aku tetap fokus terhadap tujuanku. Gimana yaa?hmm padahal aku selalu menghargai diriku sendiri atas ide-ide cemerlang merencanakan sesuatu dengan mimpi-mimpinya yang keren.
Ohiya ternyata pake strategi.
Strateginya mendahulukan skala prioritas tunjuan, hilangkan gangguan kecil seperti latah dengan berfikir macem-macem diluar tujuan.
Ternyata berhasil. Aku belajar hari ini dengan hal yang bermanfaat.
Dihari berikutnya, ujian datang kembali. Dengan adanya hal-hal baru yang harus aku terima. Entah dari sisi pembelajaran sosial, akademik, lingkungan, maupun isu-isu lainnya yang tidak pernah aku terima sebelumnya.
Oh ini hanya membutuhkan sedikit ketenangan agar bisa menghadapinya.
Sabar...
Ketenangan disetiap kejadian yang terjadi sangat perlu sekali agar kita tidak selalu mendahulukan hawa nafsu. Hawa nafsu akan selalu ada di setiap detiknya. Hawa nafsu juga nggak selamanya negatif ya. Ada juga hawa nafsu positif yaitu semangat pada tujuan hidup.
Fikiranku yang sangat sensitif ini, membuatku tidak bisa menahan untuk terus berfikir. Berfikir jelas, logis, dan masuk akal. Gimana caranya ini?
Salah satu teman memberikan nasihat kepadaku, "kamu kalo melihat ikan yang speciesnya begitu banyak dilaut, ikan tersebut pernah mengeluh tidak mengapa ia hidup dilaut?". "Tidak" jawabku. Lanjut ia berkata, "mereka adalah hewan laut yang hidup apa adanya yang sudah mereka terima sebagai species hewan laut, tinggal mereka jalani saja dengan caranya mereka hidup dilaut dengan jenis makanan yang berbeda dan mempertahankan dirinya untuk tetap hidup tanpa menyalahkan kenapa ia hidup dilaut!". Aku mikir, akukan manusia ya, kenapa aku berfikir selalu menyalahkan keadaan yang dimana rata-rata kita manusia yang sama, makannya sama, bicaranya juga nyambung, tapi kok selalu berkeluh kesah terhadap keadaan? Waduh ini sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kehidupanku kedepannya.
Ganjalan-ganjalan disetiap langkah hidup kita memang selalu ada. Itulah cara Tuhan menguji kita dari kesabaran dan keikhlasan hidup. Apakah hidup harus dinikmati atau di syukuri. Karena nilai syukur adalah nilai Tuhan. Untuk sampai kepada Tuhan, hidup kita harus dihiasi dengan nilai-nilai Tuhan.
Dunia sangat kompleks. Berbagai masalah ada. Berbagai kedamaian pun ada. Indonesia yang termasuk damai. Karena orang Indonesia sangat ramah senyum.
Tapi ada juga di Indonesia permasalahan-permasalahan kecil hingga besar. Begitulah sudut pandangku terhadap kondisi dan situasi saat ini.
Semuanya begitu sangat jelas dan kompleks. Tinggal kitanya aja yang menyikapinya dengan bijak.
Salah satu sikap yang aku ambil adalah kebijakan yang menumbuhkan nilai Tuhan. Yaitu dengan sifat Tuhan Yang Maha Rohman dan Rohim.
Walaupun masalah selalu ada, aku selalu tidak mengedepankan sikap yang gegabah atau buru-buru untuk kontribusi terhadap masalahnya, namun aku lebih memilih menganalisa sejauh mana, mana yang bisa diambil, mana yang bisa dibuang. Cukup simple, sih. Tetapi yang terjadi sekarang justru sebaliknya, malahan ketika ada orang yang mempunyai sudut pandang luas, selalu mengedepankan emosi yang membara untuk kontribusi terhadap masalah yang ada. Sehingga ketika masalah itu benar-benar belum selesai dan jelas, masalah baru muncul dan boomerang bagi mereka yang terburu-buru menyimpulkan suatu masalah yang di isi dengan emosi semata. Sudut pandang luas doang juga nggak cukup.
Ini dikarenakan nilai Tuhan tidak di tanamkan.
Ini masalah yang besar bagi kita. Masalah ini membuat masing-masing individu sulit untuk bisa mencapai sebuah impian hidupnya. Termasuk mensukseskan diri sendiri, keluarga, dan orang yang disayanginya.
Ini berakar dari cara berfikir yang salah dan mengedepankan hawa nafsu daripada iman kepada Tuhan. Tuhan kita selalu mengajarkan sifat Rohman-Rohim.
Kasih dan Sayang.
Nilai ini harus kita bangun lewat pendidikan akhlak terpuji. Mengedepankan nilai budi yang luhur, serta mempelajari etika kehidupan sehari-hari.
Aku selalu berharap, apa yang aku alami, kegagalan, keburukan, kesalahan, dan sifat tercela lainnya jangan merembet kesemua pelaku kehidupan didunia ini. Termasuk Indonesia.
Semoga, Indonesia tetap damai dan rukun. Punya cara berfikir yang luwes terhadap masalah yang ada. Mengedepankan nilai-nilai yang Tuhan berikan, serta menunjukkan sifat Qonaah.
Wednesday, October 17, 2018
Kasih sayang Orang Tua
Ketika orang tua selalu bikin kesal anaknya. Anak pun hanya ingin bahagia di dunianya.
Ketika orang tua selalu menginginkan sesuatu agar anaknya tumbuh. Anak selalu saja punya cara tersendiri untuk tumbuh.
Anak : "Tidak pak/bu, akutu ngerti mana baik mana buruk."
Anak : "akutu udah besar pa, jadi aku mau hidupku gamau banyak aturan."
Anak berfikir, semua perlakuan orang tua terhadapnya hanya untuk menjadi anak yang nurut sama orang tuanya. Nurut dalam arti kata sholeh dan sholehah. Karena itulah harta orang tua yang akan dibawa ketika sudah meninggal dunia.
Monday, October 15, 2018
Mengakui Kesalahan
Ada sebuah cerita, seorang anak laki laki yang bernama Ahmad berusia 17 tahun yang baru mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Setelah beberapa hari mempunyai SIM, ia langsung nekat jalan-jalan naik motor keluar kota.
Di kota tersebut, ia melewati jalan Soekarno-Hatta. Nah, dijalan itu dibagi dua jalur, jalur cepat dan jalur lambat.
Di jalan Soe-ta itu ada rambu-rambu : "Sepeda motor dan Angkot lewat jalur lambat".
Karena tidak tau, mungkin karena pertama kalinya mengunjungi kota tersebut, Ahmad melanggar rambu-rambunya dengan menggunakan jalur cepat.
Terlihat beberapa rompi hijau (Polisi) yang sedang mengatur lalulintas. Lalu Ahmad diberhentikan ditengah jalan.
Dengan sangat percaya dirinya karena sudah mempunyai SIM, ia tampak tenang menghadapi polisi tersebut.
"Selamat siang de, ada surat suratnya?" Tanya Polisi. "Ada, pak". Jawab Ahmad. "Silahkan minggir dulu ya de, ke tempat pos ya" lanjut Polisi. Ahmad bergumam sangat heran, surat-surat lengkap kok tetap dibawa ke pos polisi.
"Ade dari mana? Sudah lama tinggal disini?" Tanya Polisi kedua yang jaga pos. Saya dari Cirebon pak, mau main, saya baru lewat sini". "Ade ditilang ya, karena sudah melanggar jalur cepat yang hanya gunakan oleh Mobil Umum dan Truck. Seharunya sepedah motor dan angkutan umum berada dijalur lambat". "Pak, saya nggatau pak, saya tidak melihat rambu-rambunya". "Mau saya tunjukkan rambu-rambunya? Ada di sebelah sana" Polisi nunjuk ke beberapa meter ke arah jalan yang ada tiang rambu-rambu lalulintas.
Ahmad pun diam. Dan berfikir serta bicara dalam hati. (Ini yang menjadi permasalahan yang ada di Indonesia. Selalu saja tidak mentaati aturan, dan selalu saja banyak alasan. Setidaknya, akulah orang yang berusaha mentaati aturan walaupun satu banding seribu orang). "Iya pak, saya salah" Lanjut Ahmad. "Yang mau diambil STNK atau SIM?" Kata Polisi. "STNK aja, pak". "Oke, nanti kamu pergi ke jalan Jakarta, ke Kejaksaan, kamu sidang tanggal 24 yaa hari jumat pada jam kerja. Nanti disana baru ditagih biaya denda melanggar aturan, saya nggak berhak meminta denda kekamu sekarang" "Oke pak, terimakasih" Tutup Ahmad.
Ahmad pun melanjutkan perjalanannya dengan senyum. Karena ia bangga dengan dirinya sendiri karena sudah jujur pada diri sendiri. Serta berani bertanggung jawab atas kesalahanya. Padahal Ahmad mempunyai saudara yang kerja sebagai polisi juga di kantor polisi yang ada di kota tersebut. Namun, Ahmad ingin menjadi manusia yang setidaknya berusaha dari sebagian kecil yang ada untuk melakukan hal benar. Ahmad pun mengerti, lebih baik ia mengabdi diri sendiri untuk negara, dari pada mengabdi negara untuk diri sendiri. Ia pun berkata pada diri sendiri, dan menemukan sebuah Quotes bijak:
"Aku adalah sebagian kecil yang ada, jika sebagian yang kecil itu tidak ada dari bagian yang ada, maka yang ada itu tidak akan pernah ada"
#Respect Your Self
#SelfReminder
Sholat Dhuha
Saturday, September 29, 2018
Fikiran dan Hati
Thursday, September 6, 2018
Mengatur kebencian
Wednesday, September 5, 2018
Rahmat perbedaan
Tuesday, September 4, 2018
Niat karena Allah
Monday, September 3, 2018
Cinta yang tepat
Let's Do It
Thursday, August 9, 2018
Hikmah Kegagalan
Kala itu aku nggak tau apa yang harus aku lakukan. Aku nggak tau apa yang menjadi tujuan hidupku. Aku nggak tau apa yang menjadi passion-ku. Semuanya terasa sangat membingungkan, aneh, dan sulit.
Gagal berkali-kali membuatku gabisa berfikir panjang akan hidupku sendiri. Yang ada difikiranku hanyalah keluh kesah, cape, dan putus asa. Tapi, aku punya orang tua yang selalu support terhadap apa yang aku alami saat menghadapi kegagalan.
Bapakku yang pengen nya aku sukses di bidang pendidikan, ibuku pengen aku sukses di bidang keagamaan. Keduanya ya memang harus aku lakukan. Perlahan berjalan~
Siang bolong yang panas, disertai angin sepoi-sepoi menggerakkan seluruh ranting pohon mangga depan rumahku. Ibu sedang didapur mengiris wortel. Aku menghampiri ibu dan bertanya "masak apa bu?" "masak sop buat sore" jawabnya. "Bu, ngaji itu sore tah?" tanyaku lagi dengan imbuhan kata di akhir ciri khas orang Cirebon. "Iya sore sama maghrib, kamu sana ngaji lagi biar ngajinya bener". Jawabnya lagi. Aku hanya terdiam dan berpikir untuk mengaji atau tidak.
Keesokkan harinya aku masih dalam proses berpikir karena aku punya jadwal melatih basket adik kelas disekolahku alias asisten pelatih. Jadi, aku masih belum bisa memutuskan untuk berhenti melatih atau mengaji.
Perlahan aku coba bagi waktu, dalam satu minggu waktu sore aku 2 kali ngelatih, sisanya buat mengaji. Hanya baru beberapa hari aku mengaji, aku dikagetkan dengan suasana mengaji yang sangat baru aku alami seumur hidupku selama 17 tahun. Yaitu mengaji kitab. Kitab isinya huruf arab gundul, dibaca make bahasa jawa klasik. Kata salah satu guru ngaji ku, Umi, kalo udah bisa baca kitab itu nikmatnya luar biasa. Dibenak fikiranku aku berfikir senikmat apa sih baca kitab? Yang kalo aku liat saja mata sudah siwer-_-.
Hari demi hari aku lewati dengan mencari Ilmu agama dengan mengaji kitab, sesuai keinginan ibu kalo aku harus bisa berhasil dibidang keagamaan. Dan, jadwal ngelatih basketku dihilangkan, alias aku tidak ngelatih basket adik-adik kelasku lagi, karena ketagihan mengaji. Jadwal ngajiku pun aku tambah diwaktu ba'da maghrib dan ba'da isya. Disetiap waktu ada jadwal mengaji kitab yang berbeda-beda. Yang paling aku suka adalah ngaji kitab Ushul Fiqh. Yaitu arti Fiqh sendiri adalah faham. Maksudnya faham itu bagaimana caranya kita bisa faham akan sesuatu hukum. Dari mana hukum itu berlaku? dari para mujtahid yang mengerahakan segala fikirannya untuk memutuskan suatu hukum yang berlaku pada kegiatan sehari-hari. Nah, jadi Ushul Fiqh itu artinya asalnya dari hukum. Dimana hukum itu berasal dan dituliskan/dipancarkan melalui dalil atau kaidah. Luar biasa, buanyak sekali yang aku nggak tahu dari kehidupan sehari-hari ku dalam memahami suatu hukum. Kalo nggak hati-hati, yaa ada hukumanya di akhirat nanti, ada juga hukumannya di dunia langsung. Ini yang dinamakan nikmat mencari ilmu, semakin kita belajar, semakin kita nggak tahu. Dan, semakin tinggi ilmu, semakin merunduk seperti filosofi padi.
Beberapa waktu sudah ku lewati dengan mencari ilmu agama, yaitu dimana ilmu agamalah yang bisa membimbing akal manusia untuk bisa menjalankan hidup sesuai dengan fungsinya. Melatih ruh untuk bisa berkomunikasi langsung dengan sang maha pencipta, untuk mencari jalan dalam keadilan dan kebenaran dalam hidup kita di dunia. Karena kita hidup pun perlu bimbingan serta perlindungan, terlebih lagi meminta kekuatan dari sang maha pencipta untuk bisa menjalankan hidup dengan seutuhnya. Because, Life is Study, Life is Struggle, and Life is patient.
Selanjutnya aku punya deadline untuk bisa berjuang lagi dalam bidang pendidikanku sesuai dengan keinginan bapakku. Setelah ujian masuk perguruan tinggi yang pertama gagal, aku masih penasaran dan ingin mencobannya lagi. Kala itu aku memutuskan untuk terus belajar ekstra bersama teman seperjuangan kegagalanku juga.
Setiap hari dari pagi sampai sore aku belajar bab demi bab dari setiap materi yang diujikan.
Singkat cerita, waktu ujian tiba dimulai dari jam 7 pagi hingga jam 12 siang dengan 2 sesi kategori ujian yaitu TPA (Tes Potensi Akademik) dan SAINTEK (Sains dan Teknologi).
Aku ngambil saintek karena aku milih PTN yang jurusan nya sesuai dengan materi yang di ujikan. ITB. Iya, Institut Teknologi Bandung. Aku mulai jatuh cinta sama kampus ini setelah melihat film Rudy Habibie yang aktornya si Reza Rahadian memerankan seorang Teknokrat/Bapak Teknologi plus Presiden ke-3 RI yaitu BJ. Habibie. Di film tersebut, aku melihat secara detail perjuangan beliau saat menempuh pendidikan untuk bisa membangun Indonesia. Pesan Ayahnya yang selalu di ingat oleh beliau yaitu 'Kamu harus bisa menjadi mata air rudi, karena mata air keluar itu bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh orang banyak'. Jatuh bangun saat sekolah di Achen, Jerman, dibully, di pukuli oleh teman dari Indonesianya sendiri, gagal mempercayai teman-temannya, hingga suatu ketika beliau jatuh sakit karena TBC tulang. Semuanya untuk Indonesia. Selain Eyang Habibie, ada juga Presiden Pertama kita Ir. Soekarno. Beliau pun sangat luar biasa untuk memperjuangkan Indonesia untuk merdeka. Dulu diumur nya masih remaja, Pak Karno menghabisi waktunnya untuk membaca buku filsuf dari beberapa belahan Dunia seperti Karl Max, Lenin dan filsuf lainnya. Dan lebih gokilnya lagi beliau belajar dan membaca dikandang ayam yang gelap dan penuh serangga! Gila nggak itu coy. Anjir memang lulusan ITB nih memang keren-keren. Perjuangannya merelakan semuannya demi Bangsa. Lalu, apa yang bisa aku dapet? Aku ingin bisa seperti Eyang Habibie, yang bisa berkontribusi untuk bangsa lewat Ilmu Engineering nya.
Aku sendiri pun menyukai kerja lapangan, yang dimana kalau sekolah Teknik itu banyak praktikum lapangan. Dan, saat itupun aku memilih FITB (Fakultas Ilmu dan Teknik Kebumian). Which is, aku memilih fakultas tersebut aku ingin memakmurkan Indonesia lewat bumi. Banyak yang ingin aku kelola dari bumi untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Akhirnya setelah pengumuman tiba, lagi-lagi aku gagal guys.
Alhamdulillah, singkat cerita setelah kegagalan ku untuk masuk PTN, akhirnya aku kuliah Swasta di Bandung. Bapakku terus bersikeras untuk aku sukses dalam pendidikan. "pokoknya kamu harus kuliah, sana kamu cari universitas di Bandung." Kata Bapak. Sempat aku berpikir, dari semuannya yang telah terjadi padaku, pola pikirku semuannya berubah. Kasih sayang orangtuaku selama ini kepada anak-anaknya termasuk aku, ternyata hanya bertepuk sebelah tangan. Yang dimana setiap pendapat, setiap bicara, setiap menyuruh, aku nggak pernah mempergunakannya. Yang terjadi adalah dimana dalam suatu perbedaan antara orang tua dan anak tidak menyatu. Kenapa tidak menyatu? Yaitu tadi ketika perbedaan ingin menjadi satu, harus di isi dengan cinta dan kasih. Aku tau selama ini perbedaan antara kedua orangtua ku kepada aku selalu bertolak belakang karena isi cinta dan kasihnya hanya bertepuk sebelah tangan, sedangkan aku tidak memberi cinta dan kasih kembali. Mungkin benar, ridho orang tua. ridho Allah juga. Ketika Allah meridhokan sesuatu, ketika anak dan orang tua dalam perbedaan bisa bersatu karena cinta.
Sekarang aku bisa begitu menikmati kuliah ku di Bandung. Banyak rejeki melimpah dari Sang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Aku berharap semoga aku bisa terus bersama-Nya agar hidupku tak lepas dari bersyukur dan memohon ampun kepada-Nya.
Ujian dalam hidup menandakan hidup kita bisa terus hidup. Tanpa ujian, hidup akan terasa begitu sangat hampa. - M. A. M, Bandung 2018.
Wednesday, August 8, 2018
Begining
Sebelum nya, Bismillahirrohmanirrohim dengan Rahmat Allah SWT.
Aku ingin mencoba terus berjuang dalam hidupku dengan apa aja yang bisa aku lakukan.
Karena, semakin hari aku semakin mengerti kalo hidup adalah sebuah perjalanan. Didalam perjalan tersebut tentunya ada sebuah tantangan-tangan yang harus dihadapi. Seberapapun cara kita untuk menghindar dari tantangan, semakin kita tidak menemukan jalan.
Artinya kita nggak akan bisa kembali lagi. Hanya bisa terus berjalan dan berjalan.
Lalu aku juga coba untuk nulis di blog pribadiku. Supaya perjalanan hidupku nggak mati ditelan sejarah.
Satu hal yang paling penting, menulis adalah ekpresi hidup. Ekpresi hidup adalah rasa. Hidup tanpa rasa sama aja kaya sayur asem tapi nggak pake asem.
Nah niatku disini bercerita tentang kisah hidup. Dimana kisah hidup ini bisa diambil hikmahnya.
Life for Struggle. Life is Choice.

