Setelah membaca buku tentang self control yang mungkin ‘agak’ berat
untuk di baca, aku jadi lebih memahami kehidupan ini secara luas, memahami
pikiran, tingkah laku, serta adab bicara yang dipakai sesuai dengan porsinya.
Akar segala permasalahan justru
berasal dari pikiran. Terlebih lagi manusia selalu saja menanamkan pikiran-pikiran
negatif. Dalam buku terapi berpikir positif karya Dr. Ibrahim Elfiky sang
maestro motivator muslim dunia, bahwasanya penelitian mengungkapkan pikiran
negatif yang ada manusia yaitu sebanyak 60%. Yang menentukan hasil pikiran
negatif ini adalah pengarahanya kemana. Arah yang menentukan hasil dari pikiran
manusia. Ini sangat berbahaya sekali.
Ini menjadi sebuah alasan mengapa
manusia mudah sekali emosi. Karena pikiran yang negatif selalu menjalar dan
terus bersarang. Kita selalu dihadapi dengan yang namanya ujian kesabaran. Dan inipun
alasan Allah SWT berfirman; sesungguhnya Allah menyayangi orang-orang yang
sabar.
Memang, ketika sabar pikiran
negatif kita bisa dikendalikan. Bagi orang yang beriman kepada Allah,
ujian-ujian yang ada ini dijadikan makanan sehari-hari dan siap untuk
menghadapinya dengan tenang.
Namun bagi orang awam, yang masih
belum memahami ilmu islam lebih dalam, pastilah jika ujian kesabaran datang
pasti menunjukkan alasan “manusia emosi tuh wajar, sabar ada batasnya”. Hey kawan,
sabar itu tidak ada batasnya. Semakin kita lari ujian kesabaran, semakin
kita menjadi pribadi yang buruk.
Maka sangat perlu mempelajari
islam lebih dalam, memahami hukum-hukum keadaban manusia untuk berjalan pada jalan
yang Allah ridhoi. Maka hidup kita akan fokus terhadap apa yang kita ikhtiarkan
dan berusaha untuk menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri
maupun orang lain.
Hal yang paling penting dari
semua ini adalah kita hidup itu untuk berusaha. Bukan untuk selalu menikmati
hasil. Hasil mah effect aja coy. Kenikmatanpun cipratan aja. So,
hiduplah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Jangan jadikan ini sebuah alasan
hidup kita untuk terus menikmati hasil. Tapi jadikanlah hidup kita bermakna
dalam setiap usaha yang kita usahakan.
Pikiran negatifpun mengundang
kebencian. Jujur inimah, aku paling benci sama benci. Benci tuh apasih? Apakah benci
itu ada? Kenapa benci selalu ada didalam benak kita? Ini akibat pikiran kita
yang negatif coy. Stop negatif thinking! Hentikan
ini. Ini akan menghilangkan peradaban manusia dan persaudaraan kemanusiaan.
Kembali lagi bahwasanya kita di
tuntut untuk sabar, agar di sayang oleh Allah SWT. Emosi hanya datang dan
pergi. Benci di awali dengan fikiran negatif lalu mengundang emosi. Sebenernya ia
datang dan pergi. Tapi, kalau kita memeliharanya maka kita masuk ke dalam
lubang setan. Intinyamah sabar.
Kita nggak akan bisa lari fikiran negatif. Tapi kita harus bisa
mengaturnya dengan membaca istighfar. Ketenangan yang membuat kita bisa
mengatur emosi. Emosi bagian dari hawa nafsu. Manusia kan punya hawa nafsu. So,
hawa nafsu jangan dilawan, tapi dikendalikan.
Fikiran yang tenang dengan
membaca istighfarlah untuk bisa menghadapi ujian ini. insyaAllah kita bisa
melewatinya. Kemudian kita akan diangkat beberapa derajat oleh Allah. Alhasil kita
menjadi manusia yang lebih produktif, dan lebih bermakna.
No comments:
Post a Comment