Thursday, September 6, 2018

Mengatur kebencian


Setelah membaca buku tentang self control yang mungkin ‘agak’ berat untuk di baca, aku jadi lebih memahami kehidupan ini secara luas, memahami pikiran, tingkah laku, serta adab bicara yang dipakai sesuai dengan porsinya.

Akar segala permasalahan justru berasal dari pikiran. Terlebih lagi manusia selalu saja menanamkan pikiran-pikiran negatif. Dalam buku terapi berpikir positif karya Dr. Ibrahim Elfiky sang maestro motivator muslim dunia, bahwasanya penelitian mengungkapkan pikiran negatif yang ada manusia yaitu sebanyak 60%. Yang menentukan hasil pikiran negatif ini adalah pengarahanya kemana. Arah yang menentukan hasil dari pikiran manusia. Ini sangat berbahaya sekali.

Ini menjadi sebuah alasan mengapa manusia mudah sekali emosi. Karena pikiran yang negatif selalu menjalar dan terus bersarang. Kita selalu dihadapi dengan yang namanya ujian kesabaran. Dan inipun alasan Allah SWT berfirman; sesungguhnya Allah menyayangi orang-orang yang sabar.

Memang, ketika sabar pikiran negatif kita bisa dikendalikan. Bagi orang yang beriman kepada Allah, ujian-ujian yang ada ini dijadikan makanan sehari-hari dan siap untuk menghadapinya dengan tenang.

Namun bagi orang awam, yang masih belum memahami ilmu islam lebih dalam, pastilah jika ujian kesabaran datang pasti menunjukkan alasan “manusia emosi tuh wajar, sabar ada batasnya”. Hey kawan, sabar itu tidak ada batasnya. Semakin kita lari ujian kesabaran,  semakin kita menjadi pribadi yang buruk.

Maka sangat perlu mempelajari islam lebih dalam, memahami hukum-hukum keadaban manusia untuk berjalan pada jalan yang Allah ridhoi. Maka hidup kita akan fokus terhadap apa yang kita ikhtiarkan dan berusaha untuk menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Hal yang paling penting dari semua ini adalah kita hidup itu untuk berusaha. Bukan untuk selalu menikmati hasil. Hasil mah effect  aja coy. Kenikmatanpun cipratan aja. So, hiduplah dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Jangan jadikan ini sebuah alasan hidup kita untuk terus menikmati hasil. Tapi jadikanlah hidup kita bermakna dalam setiap usaha yang kita usahakan.

Pikiran negatifpun mengundang kebencian. Jujur inimah, aku paling benci sama benci. Benci tuh apasih? Apakah benci itu ada? Kenapa benci selalu ada didalam benak kita? Ini akibat pikiran kita yang negatif coy. Stop negatif thinking! Hentikan ini. Ini akan menghilangkan peradaban manusia dan persaudaraan kemanusiaan.

Kembali lagi bahwasanya kita di tuntut untuk sabar, agar di sayang oleh Allah SWT. Emosi hanya datang dan pergi. Benci di awali dengan fikiran negatif lalu mengundang emosi. Sebenernya ia datang dan pergi. Tapi, kalau kita memeliharanya maka kita masuk ke dalam lubang setan. Intinyamah sabar.

Kita nggak akan bisa lari fikiran negatif. Tapi kita harus bisa mengaturnya dengan membaca istighfar. Ketenangan yang membuat kita bisa mengatur emosi. Emosi bagian dari hawa nafsu. Manusia kan punya hawa nafsu. So, hawa nafsu jangan dilawan, tapi dikendalikan.

Fikiran yang tenang dengan membaca istighfarlah untuk bisa menghadapi ujian ini. insyaAllah kita bisa melewatinya. Kemudian kita akan diangkat beberapa derajat oleh Allah. Alhasil kita menjadi manusia yang lebih produktif, dan lebih bermakna.

No comments:

Post a Comment