Penyakit hati yang tak kunjung
padam. Penyakit hati yang tak kunjung usai. Yang pada akhirnya hati akan terus
teriris sakit, karena kemunafikan.
Takut, cemas, dan terus merasa
tidak tenang. Itulah jika kita tidak pernah jujur sama diri sendiri. Kenikmatan
dan kepuasan sementara, ibarat borok yang terus digaruk. Makin digaruk makin
enak. Tapi ya semakin parah boroknya.
Pikiran negatifpun juga terus
menggerogoti sisi-sisi hati. Perpaduan ini membuat manusia turun derajatnya. Dalam
buku Mark Manson yaitu Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat, menjelaskan bahwa kita
harus hidup dengan hukum kebalikan. Jika kita ingin kenikmatan dan berjuang
hanya ingin kenikmatan justru salah besar. Jika kita hidup dengan tujuan hanya untuk sukses juga salah besar.
Yang
dimaksud dibuku tersebut justru kita harus hidup dengan penderitaan, mencari
masalah, dan jangan berusaha.
Ini sulit banget dipahami, sih.
Tapi saya sangat tertarik. Karena dibuku tersebut menuntut saya untuk
menderita. Ya, membacanya sulit paham dan harus melawan kebosanannya. Ini
adalah menderita.
Kembali lagi bicara hati dengan
fikiran negatif. Seringkali saya selalu berfikir negatif terhadap seseorang.
Selalu memvonis orang dengan kekurangannya, tampilan buruknya, serta gestur
tubuhnya yang menunjukkan kesombongan. Padahal belum tentu ia buruk, jelek, dan
sombong.
Dalam buku Terapi Berfikir
Positif karya Dr. Ibrahim Elfiky, bahwa pikiran membuat arsip memori dalam
akal. Data-data yang direkam lewat penglihatan, pendengaran atau ucapan yang
diucapkan negatif, maka akal akan membentuk file negatif lalu menyimpannya.
Nah, saya selalu saja menyimpan file negatif terhadap seseorang dengan hanya
melihat secara sepintas. Ini sangat memalukan bagi saya sekaligus membuat saya
menjadi seorang yang sangat pecundang. Jangan tiru adegan ini.
Tetapi, terlepas dari itu semua
saya mampu belajar dari apa yang terjadi, bahwa saya adalah orang yang mampu
berfikir lebih luas dan dalam lagi. Karena saya tau, apa yang saya lakukan,
jika saya tidak tenang saya akan terus mencari tau mengapa saya tidak tenang
dan begitu sangat cemas.
Saya termasuk orang yang ingin
oranglain menerima saya. Tapi lagi-lagi, saya begitu egois terhadap dunia.
Semua yang terjadi di dunia ini seakan
akan harus menerima saya. No! This is
selfish!
Kesadaran saya bertambah, ketika
masalah terus datang. Ini penting banget bagi saya. Ini berarti bahwa hidup
penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak tau kedepan bakal apa yang akan
terjadi, bahkan satu detik kedepanpun kita bisa berubah fikiran dengan cepat.
Inilah proses kehidupan. Sama halnya seperti balita yang ingin tumbuh.
***
Hidup bukan tentang siapa yang
harus menang.
Hidup bukan tentang siapa yang
harus merasa lebih unggul
Hidup juga bukan tentang gimana
caranya kita bisa menguasai keadaan.
Tetapi, hidup adalah bagaimana
kita terus belajar dengan proses ada dan terus jatuh bangun hingga akhirnya
kita semua benar-benar mati.
Mencintai sebuah proses memang
membutuhkan power. Powernya sederhana aja, sih. Yaitu Cuma sedikit paksaan di
awal lalu jalani. Terus dijalani sampe kebiasaan dan kebiasaan itu menjadi
rutin dan semakin mudah, semakin enteng.
No comments:
Post a Comment