Nak, dijamanku ini jaman digital.
Jaman yang serba mudah, praktis, instan. Tinggal make jari udah jadi apa aja.
Mau makan, make jari. Mau pergi pake jari, tinggal dijemput. Mau belanja, make
jari. Mau tau berita cepat tinggal klik sini klik situ. Sangat mudah, nggak susah payah. Nggak seperti jaman bapakku (kakek) dulu. Dulu nyetrika aja make
arang, bukan pake listrik kaya sekarang. Sekolah jalan kaki, naik sepedah
puluhan kilometer. Makan hasil ternak dan tani sendiri. Pulang sekolah perginya
kesawah, kalo nggak ngangon bebek, ngasih
makan ayam, entog, sama kambing.
Bapak (kakek) selalu cerita kalo
ia hidup penuh dengan perjuangan di setiap langkahnya. Terutama untuk sekolah
dan bekerja. Bapak (kakek) juga pernah cerita, dulu pas kerja di jakarta, udah
berpenghasilan aja tetep bisa ngirit, makan dua kali sehari. Denger cerita
begitu, aku nggak ngerti waktu kecil.
Aku selalu membantah ketika Bapak (kakek) selalu cerita jamannya waktu dulu sekolah
dan kerja. Tapi sekarang aku mikir, nak, aku itu harus belajar dari jaman Bapak
(kakek) yang serba prihatin. Agar hidupku nggak
selalu menginginkan yang macem-macem. Sekarang pun aku sadar, hidup neko-neko membuat jalan hidupku buntu,
tanpa arah, pusing. Pusing mikirin yang nggak
mungkin kamu capai, yang nggak mungkin
kamu dapat, difikirin terus ya cape, pusing, ntar hidupmu nggakjelas, nak.
Hidup itu harus punya pilihan dan
tujuan supaya jelas. Sehingga kita nggak banyak
mikir menguras
energi yang bakal menghalangi tujuan hidupmu. Efeknya kamu
sering mengeluh, membanding-bandingkan, dan mencela. Ini bahaya banget.
Salah satu kegagalan kita sebagai
manusia adalah kita hidup seperti orang, bukan hidup seperti diri sendiri.
Maksudnya hidup seperti orang adalah terpengaruh dengan apa yang orang lakukan,
terpengauh dengan apa yang orang gunakan, dan terpengaruh dengan apa yang orang
jalankan. Sehingga kamu selalu gagal dalam tujuan hidupmu. Selalu saja gagal
fokus, akhirnya mengeluh, membanding-bandingkan, dan mencela (lagi). Terus aja
begitu.
Apalagi jamanku, jaman digital
semuanya serba gampang, sangat rentan sekali kita terpengaruh oleh apa yang
orang lakukan. Nggak bisa nak. Kita nggak bisa seperti orang. Tuhan
menciptakan kita berbeda-beda untuk jalan yang beda-beda juga. Untuk mimpi yang beda, untuk bakat yang beda, untuk
keunikan yang beda. Nah inilah sifat keadilan Tuhan. Semuanya sudah ada jalan
hidupnya masing-masing.
Sekarang aku menulis ini supaya
kamu nggak sepertiku nak. Aku capek,
pusing mikirin hal yang tidak penting. Tujuan hidupku selalu tidak jelas. Punya
rencana bagus juga hanya sekedar rencana, menjalankannya tidak. Itu karena aku
selalu terpengaruh sama orang. Dan itu semua yang membuat hidupku tanpa arah
yang jelas. Jauhkan ini atau kamu akan hidup sia-sia.
Hidup di dunia ini adalah batu
loncatan untuk hidup di akhirat. Yaitu diisi dengan nilai-nilai Tuhan. Seperti
hubungan antar manusia yang baik, rukun dan menghargai. Itu semua dijalani
dengan biasa aja, nggak perlu
berlebihan. Sehingga kita bisa paham bahwa dunia hanya untuk di singgahi
sementara. Jikalau kamu selalu menganggap semuanya berlebihan, maka kamu
dikuasai oleh dunia, bukan kamu yang menguasai dunia. Hasilnya kamu akan hidup
dengan tanpa amal sholeh dan tanpa diisi nilai-nilai Tuhan.
Nilai-nilai Tuhan disiini adalah
bagaimana kita beribadah terhadap Tuhan kita Allah AWT. Menjalankan syariat
Islam, mentaati aturan dan menjauhi laranganNya. Dengan begitu, dunia sangat
mudah kita kuasai.
Jadikanlah hidupmu dalam
kendalimu, sehingga kamu bisa selalu mengontrol apa yang akan terjadi
terhadapmu. Sesusah apapun ujian hidup, Allah nggak akan menguji hambanya diluar kemampuannya. Kamu harus yakin itu. Keyakinan terhadap
Tuhanmu harus tinggi. Itulah rukun iman kita yang pertama.
Iman adalah diyakini dalam hati,
diucapkan dalam lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Ini perlu latihan, nak.
Latihanya kamu harus melakukannya hingga menjadi suatu kebiasaan. Sehingga
tidak ada kata susah atau tidak bisa. Kalo kita sudah tanmkan keimanan kita dengan
terus melakukannya, kita akan semakin menemukan jalan hidup. Nilai plusnya kita
bisa hidup dengan tenang dan damai.
No comments:
Post a Comment