Diawali dengan rasa takut, cemas, dan khawatir yang luar biasa akan kegagalan. Lalu disambung dengan niat yang kuat untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada.
Berlanjut dengan tindakan-tindakan, namun tidak begitu konsisten. Ketidakkonsistenan ini diawali dengan distraction kecil yang menghambat fikiranku. Fikiran ini cukup sensitif ya, jadi ketika kita mikir sesuatu, kita akan sedikit gagal fokus terhadap tujuan kita. Sehingga itulah yang menjadi tidak konsisten terhadap tujuan hidup kita.
Oke, dilanjut dengan rasa takut dan cemas ini, yang ternyata setelah difikir lebih dalam lagi, cemas dan takut juga distraction kecil yang jauh lebih membahayakan fikiran. Setelah fikiran, merembet ke kondisi tubuh yang tidak stabil akibat detak jantung yang tidak beraturan. Ini akan menimbulkan kondisi tubuh kita tidak seimbang, bisa jadi terserang penyakit sakit kepala. Dikarenakan pemompaan darah dari jantung ke kepala (otak) tidak stabil akibat cemas dan takut.
Lalu berfikir lagi untuk gimana caranya menghilangkan distraction kecil ini agar aku tetap fokus terhadap tujuanku. Gimana yaa?hmm padahal aku selalu menghargai diriku sendiri atas ide-ide cemerlang merencanakan sesuatu dengan mimpi-mimpinya yang keren.
Ohiya ternyata pake strategi.
Strateginya mendahulukan skala prioritas tunjuan, hilangkan gangguan kecil seperti latah dengan berfikir macem-macem diluar tujuan.
Ternyata berhasil. Aku belajar hari ini dengan hal yang bermanfaat.
Dihari berikutnya, ujian datang kembali. Dengan adanya hal-hal baru yang harus aku terima. Entah dari sisi pembelajaran sosial, akademik, lingkungan, maupun isu-isu lainnya yang tidak pernah aku terima sebelumnya.
Oh ini hanya membutuhkan sedikit ketenangan agar bisa menghadapinya.
Sabar...
Ketenangan disetiap kejadian yang terjadi sangat perlu sekali agar kita tidak selalu mendahulukan hawa nafsu. Hawa nafsu akan selalu ada di setiap detiknya. Hawa nafsu juga nggak selamanya negatif ya. Ada juga hawa nafsu positif yaitu semangat pada tujuan hidup.
Fikiranku yang sangat sensitif ini, membuatku tidak bisa menahan untuk terus berfikir. Berfikir jelas, logis, dan masuk akal. Gimana caranya ini?
Salah satu teman memberikan nasihat kepadaku, "kamu kalo melihat ikan yang speciesnya begitu banyak dilaut, ikan tersebut pernah mengeluh tidak mengapa ia hidup dilaut?". "Tidak" jawabku. Lanjut ia berkata, "mereka adalah hewan laut yang hidup apa adanya yang sudah mereka terima sebagai species hewan laut, tinggal mereka jalani saja dengan caranya mereka hidup dilaut dengan jenis makanan yang berbeda dan mempertahankan dirinya untuk tetap hidup tanpa menyalahkan kenapa ia hidup dilaut!". Aku mikir, akukan manusia ya, kenapa aku berfikir selalu menyalahkan keadaan yang dimana rata-rata kita manusia yang sama, makannya sama, bicaranya juga nyambung, tapi kok selalu berkeluh kesah terhadap keadaan? Waduh ini sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kehidupanku kedepannya.
Ganjalan-ganjalan disetiap langkah hidup kita memang selalu ada. Itulah cara Tuhan menguji kita dari kesabaran dan keikhlasan hidup. Apakah hidup harus dinikmati atau di syukuri. Karena nilai syukur adalah nilai Tuhan. Untuk sampai kepada Tuhan, hidup kita harus dihiasi dengan nilai-nilai Tuhan.
Dunia sangat kompleks. Berbagai masalah ada. Berbagai kedamaian pun ada. Indonesia yang termasuk damai. Karena orang Indonesia sangat ramah senyum.
Tapi ada juga di Indonesia permasalahan-permasalahan kecil hingga besar. Begitulah sudut pandangku terhadap kondisi dan situasi saat ini.
Semuanya begitu sangat jelas dan kompleks. Tinggal kitanya aja yang menyikapinya dengan bijak.
Salah satu sikap yang aku ambil adalah kebijakan yang menumbuhkan nilai Tuhan. Yaitu dengan sifat Tuhan Yang Maha Rohman dan Rohim.
Walaupun masalah selalu ada, aku selalu tidak mengedepankan sikap yang gegabah atau buru-buru untuk kontribusi terhadap masalahnya, namun aku lebih memilih menganalisa sejauh mana, mana yang bisa diambil, mana yang bisa dibuang. Cukup simple, sih. Tetapi yang terjadi sekarang justru sebaliknya, malahan ketika ada orang yang mempunyai sudut pandang luas, selalu mengedepankan emosi yang membara untuk kontribusi terhadap masalah yang ada. Sehingga ketika masalah itu benar-benar belum selesai dan jelas, masalah baru muncul dan boomerang bagi mereka yang terburu-buru menyimpulkan suatu masalah yang di isi dengan emosi semata. Sudut pandang luas doang juga nggak cukup.
Ini dikarenakan nilai Tuhan tidak di tanamkan.
Ini masalah yang besar bagi kita. Masalah ini membuat masing-masing individu sulit untuk bisa mencapai sebuah impian hidupnya. Termasuk mensukseskan diri sendiri, keluarga, dan orang yang disayanginya.
Ini berakar dari cara berfikir yang salah dan mengedepankan hawa nafsu daripada iman kepada Tuhan. Tuhan kita selalu mengajarkan sifat Rohman-Rohim.
Kasih dan Sayang.
Nilai ini harus kita bangun lewat pendidikan akhlak terpuji. Mengedepankan nilai budi yang luhur, serta mempelajari etika kehidupan sehari-hari.
Aku selalu berharap, apa yang aku alami, kegagalan, keburukan, kesalahan, dan sifat tercela lainnya jangan merembet kesemua pelaku kehidupan didunia ini. Termasuk Indonesia.
Semoga, Indonesia tetap damai dan rukun. Punya cara berfikir yang luwes terhadap masalah yang ada. Mengedepankan nilai-nilai yang Tuhan berikan, serta menunjukkan sifat Qonaah.
No comments:
Post a Comment