Kamis, 8 November 2018 di Unpad Dipatiukur.
Pagi, jam 10, ontheway dari cibiru, sampai Dipatiukur jam 11 lebih 15 menit. Nunggu di depan Gedung Knowledge Center.
Nunggu sampai satu jam.......
Sambil nunggu satu jam, cerita dulu ah....
Pas perjalan ke unpad, saya teringat jaman waktu berjuang untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri. Salah satu nya daftar ke Unpad PSDKU (Program Studi Di Luar Kampus Utama) Pangandaran. Disitu ada FAPET (Fakultas Peternakan) yang katanya fakultas tertua di Unpad, FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi), FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Fakultas Ilmu Kelautan dan Ilmu Perikanan, dan Keperawatan. Saya ambil FAPET waktu itu, ngobrol banyak tentang FAPET sama Ega, tetangga saya.
Ega adalah teman SD saya, dia kaka kelas saya. SMP dan SMA nya misah. Dulu waktu SD sering main bareng. Main jaman anak kecil mulai dari main gambar, petak umpet, polisi-maling, kelereng, layangan, dan engklekan.
Sejak SMP jauh komunikasi dan silaturahmi, sampai kabarnya dia kuliah di Unpad adalah suatu perbandingan orang tua saya kepada saya untuk bisa melanjutkan kuliah di Unpad.
Perbandingan orangtua saya dengan ega berlanjut dengan kepribadian ega yang biasa-biasa aja alias ngga neko-neko. Soalnya saya dulu orang yang banyak neko-neko atau macem-macem. Selalu melakukan hal yang berlebihan dan tidak penting.
Pada saat perjuangan masuk PTN, saya mikirnya berubah, perbandingan ini semata-mata supaya saya semangat berjuang untuk bisa masuk PTN. Ya, untuk membanggakan kedua orang tua saya.
Kita memang jarang banget komunikasi, apalagi bertemu. Tapi selalu bangga punya tetangga yang anaknya ngga neko-neko kuliahnya di Unpad. Yang rata-rata, tokoh-tokoh terkenal lulusan Unpad. Terlebih para artis.
Perjuangan saya kandas, gagal berkali-kali yang akhirnya saya tetap bisa kuliah walaupun di swasta. Berat hati orang tua saya masuk kuliah swasta. Tetapi orang tua saya tetap memaksakan saya untuk bisa kuliah agar bisa menggantikan peran bapak saya yang sebentar lagi pensiun.
Saya sadar, saya banyak belajar dari kegagalan-kegagalan yang terjadi pada saya, hikmah yang diambil dari semua ini bahwasanya saya bisa sabar dan ikhlas menjalankan hidup, dan hidup tidak selamanya selalu terpaku dengan apa yang kita inginkan dan impikan. Namun disini nilai Tuhan saya miliki atas kehendak-Nya untuk bisa mendekatkan diri kepada-Nya.
Nah, udah nunggu satu jam lebih.. Akhirnya nongol tuh rombongan FAPERTA (Fakultas Pertanian) dengan sorak sorainya selebrasi atas para wisudawan. Paling meriah dan paling heboh. Gila senengnya gue pada saat itu
Entah kenpa saya seneng banget dan bahagia, plus terharu juga. Sampe-sampe lupa makan. Saya bangga sama teman satu perumahan, satu geng permainan anak kecil dulu, dan bangga kalo dulu juga menjadi perbandingan. Alhamdulillah saya bersyukur saya bisa kuliah. Banyak juga, sih, diluar sana yang nggak kuliah. Bahkan ada juga yang sekolah berjalan kaki berkilo-kilo meter. Apapun yang terjadi pada saya sekarang, itu nggak penting. Yang penting adalah sikap saya terhadap apa yang bakal terjadi pada saya.
Terimakasih, ga. Saya merasakan inspirasi dari sampeyan secara ghoib. Tanpa komunikasi, tanpa silaturahmi sebelumnya, saya sempatkan datang, dan membawakan bunga hanya untuk merayakan moment kebahagiaan acara wisuda teman inspirasiku.
Selamat dan Sukses dulurku Ega Apriliana, S.P. Semoga engkau bisa mengemban amanah sarjanamu untuk diamalkan di dunia dan akhirat.
Ada juga moment foto bersama keluarganya :D


No comments:
Post a Comment