Monday, October 29, 2018

Ujian

Saat semuanya sedang baik-baik aja. Tidak ada masalah, tidak ada gangguan. Overall it's oke. Ujianpun tidak aja kecuali ada ujian tengah semester satu minggu lagi.

Alhamdulillah, puji syukur atas semua nikmat Allah yang telah diberikan. Akupun tak berhenti berdoa, terutama di waktu-waktu doa yang mustajab.

Aku berdoa kepada Allah, "YaAllah, ampunilah dosa-dosaku, ampunilah segala kesalahan dan dosaku, semoga aku termasuk hamba yang pandai bersyukur dan memohon ampun, aamiin."

Tiba-tiba ujian tak dipredikis datang. Datang sangat cepat, cepat sekali lupa dan seakan-akan hilang ingatan disementara waktu.

Pagi, setelah beberes masjid, aku berangkat ngampus dengan penuh semangat, karena aku bersyukur setiap hari ada yang bisa aku lakukan, terutama melakukan hal yang bermanfaat.

Ditengah perjalanan rasanya kok kaya ngantuk, cape gitu. Kebiasaan kalo lagi nyetir motor pasti pikiran yang ngelantur kemana-mana. Yang tadinya mikir semangat dan penuh gairah, seketika ngantuk berat.

Nyampe kampus aku tidur sebentar sambil menunggu jam masuk kuliah, yaitu jam 7.

Bangun bangun cek handphone, notif grup kelas, ternyata dosen ngga masuk. Akhirnya lanjut aja tidur di sekre DKM kampus.

Bangun-bangun jam 10, ngecek kunci motor ngga ada. Dicari kemana mana ngga ada. Pusing nih, bahaya nih, gimana ini mau sholat dhuha jadi ngga tenang gini gara-gara kunci motor hilang.

Istighfar...

Ambil air wudhu, pergi kemasjid, lalu sholat 4 rokaat, dan berdoa, "yaAllah, ampunilah dosa-dosaku, mungkin ini adalah ujian yang dimana hamba harus terus sabar didalam keadaan baik-baik saja sekalipun. Ampuni yaAllah, ampuni hamba."

Aku berdoa karena aku langsung berprasangka terhadap diriku sendiri. Aku pasti banyak dosa sampe mendapatkan ujian yang mungkin agak berat bagiku. Walaupun motor hanyalah sebagian materi yang ngga akan ditinggal mati.

Aku hanya pasrah kepada Allah, aku serahkan semuanya ini kepada Allah. Aku yakin, Allah ngga akan jahat kepadaku, ngga akan menguji hambanya lebih dari kemampuanya. Akupun yakin, Allah maha Bijaksana, maha Perkasa, maha Adil, maha skenario yang baik.

Mungkin ini semata-mata hanya ingin aku berada di jalan-Nya. Yaitu terus sabar dalam menjalankan hidup.

Karena, nilai sabar adalah nilai yang harus manusia tanamkan agar bisa sampai kepada-Nya di akhirat nanti.

Ujian disini mengajarkan kita bahwa, dalam keadaan baik-baik sajapun kita pasti mendapatkan ujian.

Ujian ini bukan semata-mata kita sudah melewati beberapa ujian yang begitu banyak sehingga kita dianggap sudah sukses melewati ujian-ujian hidup. Tetapi ujian disini adalah ujian yang selalu datang terhadap hamba yang ingin selalu meningkatkan Iman dan Taqwa nya agar mendapatkan cinta dari sang maha Pencipta.

Aku bersyukur, aku mendapatkan ujian dari Allah, berarti Allah memperhatikan kehidupanku. Mungkin kehidupanku masih kurang sabar untuk menghadapi orang atau lingkungan.

Terimakasih yaAllah, apapun itu semoga menjadi keberkahan hidupku. Agar hidupku bisa selamat dunia dan akhirat, aamiinn.

Friday, October 26, 2018

Motivasi disela jam kuliah.


Dimata kuliah kewirausahaan, aku selalu mendapatkan motivasi dari dosen dan selalu memunculkan semangat dalam diriku untuk melakukan sesuatu. Yaa walaupun aku masih bingung kalo aku bakal mau jadi apa, setidaknya aku punya keyakinan bahwa aku bisa melakukan sesuatu yang datang dari ide-ideku. Seperti menuliskan ini di sela-sela waktu jam kuliah.

Aku suka bercerita ke teman-teman, guru, orangtua. Aku juga senang menuliskan sebuah ceritaku yang disajikan penuh dengan nilai kehidupan yang luhur. Serta bisa memotivasi orang lain yang membaca atau mendengarkannya. 

Karena kehidupan adalah sebuah perjalanan. Perjalanan yang harus di isi dengan nilai-nilai luhur dengan pendidkan agama.

Aku selalu saja mengeluh dengan keadaanku saat ini. Yaitu kuliah. Aku banyak mencela, mengkritik, dan membanding-bandingkan. Karena aku tidak sedang berjalan pada kehidupan yang aku suka. Tapi aku selalu menemukan hal positif dari semua ketidaksukaanku. Jadi aku tetap jalani kuliah ini dengan ketidaksukaanku.

Yang penting adalah sikap. Lingkungan mau bagaimanapun pasti ada sisi negatifnya. Jangankan lingkungan, manusia sebaik apapun juga pasti bisa salah dan melakukan hal negatif. Sikap kita untuk menghadapi semua inilah yang membawakan diri kita untuk tumbuh, terus belajar dari ketidaktahuan dan ketidakpahaman.

Intinya harus sabar dan ikhlas.

Karena sejatinya hidup itu harus sabar dan ikhlas. Hidup yang sukses adalah menjalankan hidup yang dinilai dari ketepatan menempatkan  diri kita terhadap Tuhan.


Ada quotes yang sering aku ingat ketika lupa kalo aku sedang mengeluh. Dikutip dari sebuah buku Terapi Berfikir Positif karya Dr. Ibrahim Elfiky sang Maestro Motivator Muslim Dunia, Dr. Robert Shculer berkata, “Apapun yang terjadi pada Anda itu tidak penting. Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap apa yang terjadi pada Anda.”

Untuk Anak dan Cucu


Nak, dijamanku ini jaman digital. Jaman yang serba mudah, praktis, instan. Tinggal make jari udah jadi apa aja. Mau makan, make jari. Mau pergi pake jari, tinggal dijemput. Mau belanja, make jari. Mau tau berita cepat tinggal klik sini klik situ. Sangat mudah, nggak susah payah. Nggak seperti jaman bapakku (kakek) dulu. Dulu nyetrika aja make arang, bukan pake listrik kaya sekarang. Sekolah jalan kaki, naik sepedah puluhan kilometer. Makan hasil ternak dan tani sendiri. Pulang sekolah perginya kesawah, kalo nggak ngangon bebek, ngasih makan ayam, entog, sama kambing.

Bapak (kakek) selalu cerita kalo ia hidup penuh dengan perjuangan di setiap langkahnya. Terutama untuk sekolah dan bekerja. Bapak (kakek) juga pernah cerita, dulu pas kerja di jakarta, udah berpenghasilan aja tetep bisa ngirit, makan dua kali sehari. Denger cerita begitu, aku nggak ngerti waktu kecil. Aku selalu membantah ketika Bapak (kakek) selalu cerita jamannya waktu dulu sekolah dan kerja. Tapi sekarang aku mikir, nak, aku itu harus belajar dari jaman Bapak (kakek) yang serba prihatin. Agar hidupku nggak selalu menginginkan yang macem-macem. Sekarang pun aku sadar, hidup neko-neko membuat jalan hidupku buntu, tanpa arah, pusing. Pusing mikirin yang nggak mungkin kamu capai, yang nggak mungkin kamu dapat, difikirin terus ya cape, pusing, ntar hidupmu nggakjelas, nak.

Hidup itu harus punya pilihan dan tujuan supaya jelas. Sehingga kita nggak banyak mikir menguras 
energi yang bakal menghalangi tujuan hidupmu. Efeknya kamu sering mengeluh, membanding-bandingkan, dan mencela. Ini bahaya banget.

Salah satu kegagalan kita sebagai manusia adalah kita hidup seperti orang, bukan hidup seperti diri sendiri. Maksudnya hidup seperti orang adalah terpengaruh dengan apa yang orang lakukan, terpengauh dengan apa yang orang gunakan, dan terpengaruh dengan apa yang orang jalankan. Sehingga kamu selalu gagal dalam tujuan hidupmu. Selalu saja gagal fokus, akhirnya mengeluh, membanding-bandingkan, dan mencela (lagi). Terus aja begitu.

Apalagi jamanku, jaman digital semuanya serba gampang, sangat rentan sekali kita terpengaruh oleh apa yang orang lakukan. Nggak bisa nak. Kita nggak bisa seperti orang. Tuhan menciptakan kita berbeda-beda untuk jalan yang beda-beda juga. Untuk  mimpi yang beda, untuk bakat yang beda, untuk keunikan yang beda. Nah inilah sifat keadilan Tuhan. Semuanya sudah ada jalan hidupnya masing-masing.

Sekarang aku menulis ini supaya kamu nggak sepertiku nak. Aku capek, pusing mikirin hal yang tidak penting. Tujuan hidupku selalu tidak jelas. Punya rencana bagus juga hanya sekedar rencana, menjalankannya tidak. Itu karena aku selalu terpengaruh sama orang. Dan itu semua yang membuat hidupku tanpa arah yang jelas. Jauhkan ini atau kamu akan hidup sia-sia.

Hidup di dunia ini adalah batu loncatan untuk hidup di akhirat. Yaitu diisi dengan nilai-nilai Tuhan. Seperti hubungan antar manusia yang baik, rukun dan menghargai. Itu semua dijalani dengan biasa aja, nggak perlu berlebihan. Sehingga kita bisa paham bahwa dunia hanya untuk di singgahi sementara. Jikalau kamu selalu menganggap semuanya berlebihan, maka kamu dikuasai oleh dunia, bukan kamu yang menguasai dunia. Hasilnya kamu akan hidup dengan tanpa amal sholeh dan tanpa diisi nilai-nilai Tuhan.

Nilai-nilai Tuhan disiini adalah bagaimana kita beribadah terhadap Tuhan kita Allah AWT. Menjalankan syariat Islam, mentaati aturan dan menjauhi laranganNya. Dengan begitu, dunia sangat mudah kita kuasai.

Jadikanlah hidupmu dalam kendalimu, sehingga kamu bisa selalu mengontrol apa yang akan terjadi terhadapmu. Sesusah apapun ujian hidup, Allah nggak akan menguji hambanya diluar kemampuannya.  Kamu harus yakin itu. Keyakinan terhadap Tuhanmu harus tinggi. Itulah rukun iman kita yang pertama.

Iman adalah diyakini dalam hati, diucapkan dalam lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Ini perlu latihan, nak. Latihanya kamu harus melakukannya hingga menjadi suatu kebiasaan. Sehingga tidak ada kata susah atau tidak bisa. Kalo kita sudah tanmkan keimanan kita dengan terus melakukannya, kita akan semakin menemukan jalan hidup. Nilai plusnya kita bisa hidup dengan tenang dan damai.

Thursday, October 25, 2018

Distraction

Diawali dengan rasa takut, cemas, dan khawatir yang luar biasa akan kegagalan. Lalu disambung dengan niat yang kuat untuk belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada.
Berlanjut dengan tindakan-tindakan, namun tidak begitu konsisten. Ketidakkonsistenan ini diawali dengan distraction kecil yang menghambat fikiranku. Fikiran ini cukup sensitif ya, jadi ketika kita mikir sesuatu, kita akan sedikit gagal fokus terhadap tujuan kita. Sehingga itulah yang menjadi tidak konsisten terhadap tujuan hidup kita.

Oke, dilanjut dengan rasa takut dan cemas ini, yang ternyata setelah difikir lebih dalam lagi, cemas dan takut juga distraction kecil yang jauh lebih membahayakan fikiran. Setelah fikiran, merembet ke kondisi tubuh yang tidak stabil akibat detak jantung yang tidak beraturan. Ini akan menimbulkan kondisi tubuh kita tidak seimbang, bisa jadi terserang penyakit sakit kepala. Dikarenakan pemompaan darah dari jantung ke kepala (otak) tidak stabil akibat cemas dan takut.

Lalu berfikir lagi untuk gimana caranya menghilangkan distraction kecil ini agar aku tetap fokus terhadap tujuanku. Gimana yaa?hmm padahal aku selalu menghargai diriku sendiri atas ide-ide cemerlang merencanakan sesuatu dengan mimpi-mimpinya yang keren.

Ohiya ternyata pake strategi.

Strateginya mendahulukan skala prioritas tunjuan, hilangkan gangguan kecil seperti latah dengan berfikir macem-macem diluar tujuan.

Ternyata berhasil. Aku belajar hari ini dengan hal yang bermanfaat.

Dihari berikutnya, ujian datang kembali. Dengan adanya hal-hal baru yang harus aku terima. Entah dari sisi pembelajaran sosial, akademik, lingkungan, maupun isu-isu lainnya yang tidak pernah aku terima sebelumnya.

Oh ini hanya membutuhkan sedikit ketenangan agar bisa menghadapinya.

Sabar...

Ketenangan disetiap kejadian yang terjadi sangat perlu sekali agar kita tidak selalu mendahulukan hawa nafsu. Hawa nafsu akan selalu ada di setiap detiknya. Hawa nafsu juga nggak selamanya negatif ya. Ada juga hawa nafsu positif yaitu semangat pada tujuan hidup.

Fikiranku yang sangat sensitif ini, membuatku tidak bisa menahan untuk terus berfikir. Berfikir jelas, logis, dan masuk akal. Gimana caranya ini?

Salah satu teman memberikan nasihat kepadaku, "kamu kalo melihat ikan yang speciesnya begitu banyak dilaut, ikan tersebut pernah mengeluh tidak mengapa ia hidup dilaut?". "Tidak" jawabku. Lanjut ia berkata, "mereka adalah hewan laut yang hidup apa adanya yang sudah mereka terima sebagai species hewan laut, tinggal mereka jalani saja dengan caranya mereka hidup dilaut dengan jenis makanan yang berbeda dan mempertahankan dirinya untuk tetap hidup tanpa menyalahkan kenapa ia hidup dilaut!". Aku mikir, akukan manusia ya, kenapa aku berfikir selalu menyalahkan keadaan yang dimana rata-rata kita manusia yang sama, makannya sama, bicaranya juga nyambung, tapi kok selalu berkeluh kesah terhadap keadaan? Waduh ini sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi kehidupanku kedepannya.

Ganjalan-ganjalan disetiap langkah hidup kita memang selalu ada. Itulah cara Tuhan menguji kita dari kesabaran dan keikhlasan hidup. Apakah hidup harus dinikmati atau di syukuri. Karena nilai syukur adalah nilai Tuhan. Untuk sampai kepada Tuhan, hidup kita harus dihiasi dengan nilai-nilai Tuhan.

Dunia sangat kompleks. Berbagai masalah ada. Berbagai kedamaian pun ada. Indonesia yang termasuk damai. Karena orang Indonesia sangat ramah senyum.

Tapi ada juga di Indonesia permasalahan-permasalahan kecil hingga besar. Begitulah sudut pandangku terhadap kondisi dan situasi saat ini.

Semuanya begitu sangat jelas dan kompleks. Tinggal kitanya aja yang menyikapinya dengan bijak.

Salah satu sikap yang aku ambil adalah kebijakan yang menumbuhkan nilai Tuhan. Yaitu dengan sifat Tuhan Yang Maha Rohman dan Rohim.

Walaupun masalah selalu ada, aku selalu tidak mengedepankan sikap yang gegabah atau buru-buru untuk kontribusi terhadap masalahnya, namun aku lebih memilih menganalisa sejauh mana, mana yang bisa diambil, mana yang bisa dibuang. Cukup simple, sih. Tetapi yang terjadi sekarang justru sebaliknya, malahan ketika ada orang yang mempunyai sudut pandang luas, selalu mengedepankan emosi yang membara untuk kontribusi terhadap masalah yang ada. Sehingga ketika masalah itu benar-benar belum selesai dan jelas, masalah baru muncul dan boomerang bagi mereka yang terburu-buru menyimpulkan suatu masalah yang di isi dengan emosi semata. Sudut pandang luas doang juga nggak cukup.

Ini dikarenakan nilai Tuhan tidak di tanamkan.

Ini masalah yang besar bagi kita. Masalah ini membuat masing-masing individu sulit untuk bisa mencapai sebuah impian hidupnya. Termasuk mensukseskan diri sendiri, keluarga, dan orang yang disayanginya.

Ini berakar dari cara berfikir yang salah dan mengedepankan hawa nafsu daripada iman kepada Tuhan. Tuhan kita selalu mengajarkan sifat Rohman-Rohim.
Kasih dan Sayang.

Nilai ini harus kita bangun lewat pendidikan akhlak terpuji. Mengedepankan nilai budi yang luhur, serta mempelajari etika kehidupan sehari-hari.

Aku selalu berharap, apa yang aku alami, kegagalan, keburukan, kesalahan, dan sifat tercela lainnya jangan merembet kesemua pelaku kehidupan didunia ini. Termasuk Indonesia.

Semoga, Indonesia tetap damai dan rukun. Punya cara berfikir yang luwes terhadap masalah yang ada. Mengedepankan nilai-nilai yang Tuhan berikan, serta menunjukkan sifat Qonaah.

Wednesday, October 17, 2018

Kasih sayang Orang Tua

Ketika orang tua selalu memarahi anaknya. Anak tidak bisa bebas melakukan apa yang ia mau.
Ketika orang tua selalu bikin kesal anaknya. Anak pun hanya ingin bahagia di dunianya.
Ketika orang tua selalu menginginkan sesuatu agar anaknya tumbuh. Anak selalu saja punya cara tersendiri untuk tumbuh.
Terkadang, orang tua yang pengalaman hidupnya lebih lama dibanding dengan anaknya, setidaknya semua perlakuan orang tua terhadap anaknya adalah implementasi hasil pengalaman semasa hidupnya menjadi anak-anak.
Orang Tua :"Nak, kamu jangan terpengaruh ya, kamu harus punya pendirian yang kuat."
Anak : "Tidak pak/bu, akutu ngerti mana baik mana buruk."
Orang Tua : "Kamu ini kalo dibilangin ngeyel ya"
Anak : "akutu udah besar pa, jadi aku mau hidupku gamau banyak aturan."
Yaa namanya juga anak-anak, yang selalu ingin menunjukkan bahwa ia tumbuh. Tapi dengan cara yang salah, yaitu durhaka. Membantah, mengelak, tidak nurut, atau bahkan melawan.
Orang tua kan selalu sabar, karena tau, profesi sebagai orang tua adalah menjalankan amanat Tuhan yang harus dipertanggung jawabkan hingga dewasa.
Siklus kehidupan selalu seperti itu. Berulang-ulang. Ga berhenti. Kembali lagi, kembali lagi. Kaya ngga ada ujungnya gitu.
Terlepas dari itu semua, ketika fase dewasa tiba, pemikiran si anak mulai terbentuk setelah terbentur beberapa kali, dan hati yang tersentuh oleh suara hati orang tua lewat doa-doanya. Kali ini anak hanya bisa merunduk. Sedih. Tidak mau memaafkan kedurhakaannya.
Anak berfikir, semua perlakuan orang tua terhadapnya hanya untuk menjadi anak yang nurut sama orang tuanya. Nurut dalam arti kata sholeh dan sholehah. Karena itulah harta orang tua yang akan dibawa ketika sudah meninggal dunia.
Tersendu, menangis, menyesal. Oh inilah jawaban Tuhan. Tuhan amatlah menyayangi semua umat manusia yg DiciptakanNya lewat ujian-ujianNya.

Monday, October 15, 2018

Mengakui Kesalahan

Ada sebuah cerita, seorang anak laki laki yang bernama Ahmad berusia 17 tahun yang baru mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM). Setelah beberapa hari mempunyai SIM, ia langsung nekat jalan-jalan naik motor keluar kota.
Di kota tersebut, ia melewati jalan Soekarno-Hatta. Nah, dijalan itu dibagi dua jalur, jalur cepat dan jalur lambat.
Di jalan Soe-ta itu ada rambu-rambu : "Sepeda motor dan Angkot lewat jalur lambat".

Karena tidak tau, mungkin karena pertama kalinya mengunjungi kota tersebut, Ahmad melanggar rambu-rambunya dengan menggunakan jalur cepat.

Terlihat beberapa rompi hijau (Polisi) yang sedang mengatur lalulintas. Lalu Ahmad diberhentikan ditengah jalan.
Dengan sangat percaya dirinya karena sudah mempunyai SIM, ia tampak tenang menghadapi polisi tersebut.
"Selamat siang de, ada surat suratnya?" Tanya Polisi.  "Ada, pak". Jawab Ahmad. "Silahkan minggir dulu ya de, ke tempat pos ya" lanjut Polisi. Ahmad bergumam sangat heran, surat-surat lengkap kok tetap dibawa ke pos polisi.
"Ade dari mana? Sudah lama tinggal disini?" Tanya Polisi kedua yang jaga pos. Saya dari Cirebon pak, mau main, saya baru lewat sini". "Ade ditilang ya, karena sudah melanggar jalur cepat yang hanya gunakan oleh Mobil Umum dan Truck. Seharunya sepedah motor dan angkutan umum berada dijalur lambat". "Pak, saya nggatau pak, saya tidak melihat rambu-rambunya". "Mau saya tunjukkan rambu-rambunya? Ada di sebelah sana" Polisi nunjuk ke beberapa meter ke arah jalan yang ada tiang rambu-rambu lalulintas.
Ahmad pun diam. Dan berfikir serta bicara dalam hati. (Ini yang menjadi permasalahan yang ada di Indonesia. Selalu saja tidak mentaati aturan, dan selalu saja banyak alasan. Setidaknya, akulah orang yang berusaha mentaati aturan walaupun satu banding seribu orang). "Iya pak, saya salah" Lanjut Ahmad. "Yang mau diambil STNK atau SIM?" Kata Polisi. "STNK aja, pak". "Oke, nanti kamu pergi ke jalan Jakarta, ke Kejaksaan, kamu sidang tanggal 24 yaa hari jumat pada jam kerja. Nanti disana baru ditagih biaya denda melanggar aturan, saya nggak berhak meminta denda kekamu sekarang" "Oke pak, terimakasih" Tutup Ahmad.

Ahmad pun melanjutkan perjalanannya dengan senyum. Karena ia bangga dengan dirinya sendiri karena sudah jujur pada diri sendiri. Serta berani bertanggung jawab atas kesalahanya. Padahal Ahmad mempunyai saudara yang kerja sebagai polisi juga di kantor polisi yang ada di kota tersebut. Namun, Ahmad ingin menjadi manusia yang setidaknya berusaha dari sebagian kecil yang ada untuk melakukan hal benar. Ahmad pun mengerti, lebih baik ia mengabdi diri sendiri untuk negara, dari pada mengabdi negara untuk diri sendiri. Ia pun berkata pada diri sendiri, dan menemukan sebuah Quotes bijak:
"Aku adalah sebagian kecil yang ada, jika sebagian yang kecil itu tidak ada dari bagian yang ada, maka yang ada itu tidak akan pernah ada"

#Respect Your Self
#SelfReminder

Sholat Dhuha


Rejeki datang tak henti-henti. Awalnya bingung. Karena aku merasa bahwa aku adalah hamba yang penuh dengan dosa setiap harinya. Akupun orang yang rugi, tidak pernah menghargai waktu. Terlebih lagi jarang beryukur atas nikmat sehat-Nya.

Aku sadar, bahwa Allah mempunyai sifat Ar-Rahman Ar-Rohim yang sangat luas. Kalo bukan karena sifatnya, aku nggak akan bisa hidup sampai detik ini.

Hidupku selalu dihiasi dengan perlindungan-perlindungan-Nya. Setiap ada ujian hidup, aku selalu bisa mengambil hikmahnya, ambil positifnya, karena aku percaya Allah sedang melindungiku.

Ternyata, bahagia itu sangat sederhana. Ngga harus selalu memiliki. Dengan senyum, sabar dan ikhlas udah lebih dari cukup untuk bisa menikmati kebahagiaan yang Allah beri. Dengan selalu memandang hal negatif menjadi positifpun kita menjadi tenang.

Doa yang kupanjatkan disetiap 4 rokaat dipagi hari adalah jawaban Allah dari semua yang aku jalani sampai saat ini. Alhamdulillah, puji syukur atas nikmat Allah yang tiada henti-hentinya serta sifat Allah yang luar biasa.

4 rokaat pagi hari ini yang membawakanku kedalam kenikmatan yang aku alami sampai aku gamau berhenti bersyukur.

4 rokaat pagi hari ini yang membawakanku kearah yang jauh lebih baik disetiap harinya.


YaAllah, lancarkanla rizqi kedua orang tuaku, dan berikanlah rizqi kepada orang yang membutuhkan rizqi. Lancarkanlah semua urusanku. Izinkanlah aku selalu dalam jalan-Mu, selalu dalam lindungan-Mu, dan selalu dalam ke-Ridhoan-Mu. Semoga hamba menjadi orang yang pandai bersyukur dan memohon ampun. Aamiin.